Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 06
PENGORBANAN DUA CAHAYA
Created By Inocencc3 / Wakaranai^^
“Greek-----“ suara pintu
kelas ku buka, “Sani ...?!” “Siiing-----“
kelas sunyi tak ada siapa – siapa. “Zzzz, mana tuh
Sani, biasanya sudah nongol”, kata ku. 30 menit ku tunggu, “Wala tumben Sani
telat nih, mana udah mau mulai pelajarannya” kata ku, “Greek----!” bunyi pintu di buka oleh Sani, Sani
pun langsung duduk di tempat duduknya. Didepan aku “Ui,
San” “Apa??” sahut Sani. “Bener katamu kejadian Poltergeist
itu, masa tadi malam aku tidur di tenda di halaman apartemen tiba – tiba
paginya ada di kamar apartemen, pasti gara – gara tangan – tangan jail di
kejadian Poltergeist” kata ku. Sani hanya tersenyum sendiri “Humph, sudah kubilang, ngga usah deket – deket area
proyek itu, kamu tidur di luar pasti buat menyelidiki area itu waktu malam”,
ujar Sani. “Ahahaha, tahu aja” kata ku.
5 menit kemudian
Pak Djoni masuk,”Ya anak – anak sekarang kita
kedatangan murid pindahan, yak Hikari silahkan masuk”, kata Pak Djoni “Greek-----“ Suara pintu kelas di buka, terlihat
perempuan manis berambut putih berkulit putih nan canti gemulai bagai dewi
Srikandi, “Ehh, Sebentar... sepertinya aku pernah
melihat perempuan itu”,Pikir ku. “Ahh, pusing
kepalaku kumat lagi~”, “tapi sepertinya aku pernah bertemu dengannya”, kata
ku sambil memegang kepala. “Kenapa Nur”, tanya Sani “Ngga San, kepala ku hanya
pusing ketika melihat perempuan itu”,kata ku “Hoooh”
dengung Sani sambil mengangguk, “Yah, Hikari
perkenalkan namamu” kata Pak Djoni, perempuan itu tidak menjawab,
setelah beberapa menit dia mulai menulis namanya di papan White Board “Hi-Ka-Ri-Ka-Mi-Shi-Ro” kata ku sambil mengeja
tulisannya. “Hikari silahkan duduk di bangku yang
masih kosong”, kata Pak Djoni, dan bangku itu berada di belakangku, “Lucky” kata ku.
“Ting Tong Teng Tong”, tanda
bel pulang sekolah.
“Saatnya untuk pedekate”, kata ku pede. “Umm, Hikari-san Hajimemashite” kata ku, Hikari hanya
terdiam, “Watashi wa Nur Mahadika desu, Yoroshiku
Onegaishimasu” kata ku dengan mantap. Hikari hanya menatap wajahku
sekitar 3 menitan. “Ngga usah pake bahasa jepang,
aku bisa bahasa Indonesia koo”,
katanya pelan sambil membereskan
buku. “Ehh..”, kata ku
spontan, Hikari pun berdiri dan membungkukan badan dan berkata “Yoroshiku Onegaishimasu” katanya pelan. Kemudian
dia pun pergi aku hanya kaget saja dan
bengong di kelas.
“Ahh, apa – apaan perempuan itu... habis kenalan langsung
pergi, ngga ngobrol dulu kek atau apa kek”, gumamku dalam hati . “Yah, walaupun cantik sih bak dewi Srikandi tapi sikapnya
ngga kaya Srikandi sama sekali”, gumamku lagi sambil berjalan pulang ke
apartemen.
“Ziiiiing-----“, suara aku naik lift, 3 menit
kemudian, “Ting, Greeek---“ “Huaaa”,
aku melihat Hikari sedang berdiri di depan pintu lift, “Hei, hei, ngapain kamu di
apartement ku?”, tanya ku, “MMn….. Menginap”,
katanya singkat sambil masuk ke lift. Aku pun berjalan kembali menuju kamarku,
setelah sampai di depan kamarku aku melihat pekerja lagi membawa barang –
barang menuju 2 kamar sebelah ku, “Ohh, di situ ya
kamarnya”, kata ku dalam hati.
Aku pun masuk ke
kamarku dan menjalankan aktifitas biasa sebelum tidur, setelah 3 jam berlalu, “Belajar ...Ok, Sholat... Ok, Mandi ....Ok, makan ....(Kruyuk
– kruyuk), duh laper”, perutku bunyi pertanda kalo ngga BAB ya laper. “Dh mau makan apa yaaa... di kulkas kosong lagi”, kata
ku sambil mengecek makanan di dalam
kulkas.
“Ting – Tong”, suara bel kamarku berbunyi, “Siapa”, kata ku. Diluar tidak ada yang menjawab,
kemudian aku segera membukakkan pintu, tampak Hikari sedang berdiri di depan
kamarku sambil membawa kotak makanan, “Huwaaa, kau tahu
saja aku sedang kelaparan”, kata ku. Hikari hanya diam saja. “Ayo, masuk dulu”, kata ku. Segera ku buka kotak
makanan itu “Huwaaa, sashimi, telor dadar, onigiri...,
ini semua kamu yang buat?”. Tanya ku. Hikari hanya mengangguk dan
mengatakan “MMn…..Hadiah perkenalan karena kamu
tetangga ku” katanya pelan.
Setelah selesai
makan, “Enak yaa”, kata ku. Hikari hanya diam, kemudian Hikari berdiri dan berjalan
menuju pintu keluar, “Mau kemana?, Pulang?”,
kata ku. Hikari berhenti berjalan dan mengatakan “Ng……kalau lapar kamu boleh ko… mampir ke kamarku”, katanya “Oke”, sahut ku. Diapun keluar “Yak saatnya tidur, oh iya kejadian poltergeist gedung sebelah muncul lagi
tidak ya nanti malam..?”, tanya ku dalam hati, “Sudah
ah, Ayah – Ibu, selamat tidur”, kata ku sambil berbaring di tempat
tidur.
0 Response to "Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 06"
Posting Komentar