Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 07

PENGORBANAN DUA CAHAYA
Created By Inocencc3 / Wakaranai^^

Paginya... “Huwaaa, akhirnya aku bisa tidur nyenyak setelah ada kejadian aneh – aneh di gedung sebelah”, kata ku. Aku pun segera Sholat, makan, mandi, kemudian berangkat sekolah, “Oh iya hati ini hari sabtu, Pak Djoni pasti bikin event meneliti lagi, waaa malas nih”, kata ku sambil menali sepatu.
Sesampainya disekolah
                “Zreeg---“, suara pintu kelas aku buka, kulihat pemandangan yang beda di kelas ku, yang biasanya kosong ternyata pagi – pagi sudah ada Hikari. Aku pun jalan dan menaruh tas ku dan mengobrol sedikit dengan Hikari, “Uyy, Cepet banget ke sekolahnya, berangkat jam berapa?”, tanya ku. MMn…..Jam 5 pagi”, sahutnya. “Wew, rajin amat” kata ku dalam hati. “Yah, kalau begitu aku jalan – jalan dulu nyari angin”, kata ku, Hikari hanya terdiam di bangkunya.
                30 menit berlalu, “Ting – Tong – Teng – Tong”     “Yap, sudah waktunya masuk”, kata ku sambil berjalan di lorong menuju kelas,”Zreeg---“ kubuka pintu kelas dan terlihat pemandangan yang berbeda dari biasanya sekali lagi, “Wala, sekarang Sani malah belum berangkat, apa telat lagi tuh anak”, kata ku.
                Pak Djoni pun masuk kelas, “Yah anak – anak sekarang Pak Djoni minta kalian meneliti hewan hasil eksperimen sekolah kita di karantina belakang sekolah yah, 1 grup 2 orang”, kata Pak Djoni. “Yah, mana Sani ngga berangkat lagi, mau buat grup sama siapa ini...”, pikir ku. Hikari pun berdiri dan menghampiri ku, “Ah? Hikari-san mau membuat grup dengan ku?”, tawar ku. Hikari hanya mengangguk. “Yah si Sani juga nggak berangkat, yaudah, ayo ke karantina belakang”, ajak ku sambil menarik tangan nya.
                “Yak, sampai di karantina, wala yang lain sudah mulai meneliti lagi”, kata ku. Aku pun memulai meneliti juga, “Hmm,Raichu ya, tikus petir, spesies gabungan dari tikus dan eel”, gumam ku sambil meneliti. Sedikit aku menoleh Hikari yang sedang meneliti di sebelahku, aku melihat ada kilatan listrik kecil dari depan kepala Hikari, “Hey, hey Hikari-san”, kata ku, “Kamu baru kesetrum raichu atau kenapa?, kok kepalamu tadi ada kilatan petir”, tanya ku, Hikari hanya terdiam.
                Hikari pun berkata, “Binatang ini begitu menyedihkan yaa..”, katanya “Ha?”, saut ku, “Tanpa daya kau di paksa menjadi bahan eksperimen ilmuwan – ilmuwan yang tidak punya rasa belas kasihan, asal melakukan percobaan. Ditanya mengatakan untuk apa kau sampai mengorbankan mahluk hidup, mereka hanya mengatakan “ini demi ilmu pengetahuan” yah hanya kata – kata itu yang di ulang – secara terus – menerus, malangnya kamu”, kata Hikari. Aku pun hanya melihat Hikari yang sedang melihat si Raichu, “Aku salah lihat atau tidak tapi sepertinya Hikari-san menangis tadi” kata ku dalam hati. Setelah selesai meneliti dan memberikan hasil laporan kepada Pak Djoni, bel sekolah pun berbunyi.
                Aku pun jalan pulang ke apartemen ku, “Wala, Hikari kemana tuh tadi, daiajak pulang bareng malah ilang”, kata ku. “Tumben juga pak guru ngga kasih tugas banyak, yah bisa santai hari ini. Oh iya lagi pula besok juga hari minggu”, kata ku lagi. Setelah sampai di apartemen aku langsung sholat kemudian mandi. “Mau gaman baka seteranayo litai kotowa idakucha, huummm, habis mandi enaknya ngapain ya ..... jarang nih ada waktu luang kaya begini,” kata ku sambil mengeringkan rambut.
                “Jalan – jalan sebentar ah”, kata ku sambil mengambil HP di meja. “Fuahh, sudah lama tidak santai begini, jalan di tepi sungai memang paling oke”, kata ku. “Ngg, siapa tuh yang ada di tepi sungai, rambut putih..., ah, uy, Hikari-san!”, teriakku dari kejauhan. Hikari melihatku dari pinggir sungai, aku mendekatinya terlihat seperti sang Srikandi yang berbackground matahari senja dengan cahaya maksimal yang saling terpantul di sungai, sungguh cantiknya.
                Aku pun duduk di sebelahnya, “sedang apa nih?”, tanya ku. Hikari hanya diam saja, untuk merubah suasana aku memikir untuk mengobrol dan segera mencari topik yang pas, “Ngg, ayo Nur topik yang pas lagi ginian....” kata ku dalam hati sambil berpikir keras. “Oh iya, Hika-san, tadi waktu praktik meneliti kamu ngg...menangis ya?”, tanya ku sedikit gugup. Hikari hanya terdiam. “aduh, kok aku malah ngomong aneh sih”, kata ku dalam hati. Tiba – tiba Hikari menaruh kepalanya di pundak ku “Ehh ..Ahh, aduh gimana nih?”, tanya ku dalam hati.
                “Hei, Nur”, kata Hikari    “A-apa?” kata ku gugup, “kau tahu tidak kapan umur manusia akan habis?”, kata Hikari, “Ngg mungkin itu sudah kehendak Alloh, kita ngga bakal tahu”, kata ku mencoba menjawab.      “Kau tahu dulu aku pernah menjadi bahan eksperimen?”, katanya  “Hah?, eksperimen apa?”, sahut ku.       “Eksperimen percobaan para esper, dulu aku merupakan bahan ekseprimen” , Kata Hikari, aku pun tidak menjawab dan hanya mendengar.          “Tetapi waktu dalam penguji cobaan terjadi kecelakaan disana. Listrik tidak terkendali, Power Supply Control tiba – tiba meledak, Stabilizer tidak terkendali, semua orang segera di evakuasi, tetapi mereka tidak meng-evakuasi bahan eksperimen, mereka memandang bahan eksperimen bukan ;agi manusia, tak ada yang peduli dengan manusia yang sudah menjadi bahan percobaan yang gagal. Keluarga, Alamat rumah, Sanak saudara semua di samarkan, hanya Sampah tak berguna, tak ada yang mengenal”, kata Hikari sambil menangis.    “Hei, kau tidak apa - apa?” kata ku

0 Response to "Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 07"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme