Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 04

PENGORBANAN DUA CAHAYA
Created By Inocencc3 / Wakaranai^^

“#Ckriiik !, Haah?!” Aku pun segera membuka mata dari tidur ku, “Suara apa tadi?”          “Ngiiiiing------“ Suara itu terdengar lagi membuat kupingku panas. Aku menegakkan badan ku terlihat dari jendela ada sesuatu yang memancarkan cahaya sangat terang “Whuaa, apaan nih? Jangan – jangan alien”             “Tolong” terdengar kecil               #Gasp “ada yang minta tolong pula, sepertinya suara perempuan” aku segera bangun dari tempat tidur dan melihat keluar dari jendela, terlihat basement gedung yang sedang di bangun di Area Proyek bercahaya.      “Tolong...” lagi – lagi terdengar suara minta tolong, kalo saya amati dari tadi sepertinya suara itu langsung masuk ke otak begitu saja tidak melewati telinga “Telepati kah?”, aku bertanya pada diriku sendiri. Aku segera bergegas keluar keluar kamar ku dan menuju lift. Tetapi ..  “Oyy, cepetan nih” teriakku sambil memencet tombol lift berulang – ulang “Sialan !, lagi keburu – buru malah lift nya ngadat”, kemudian aku berbalik ke arah beranda kamarku.. “Ya Allah apa ini?? Cahaya begitu terangnya” kataku dalam hati. Cahaya itu lama kelamaan menghialng “Ting!” bunyi lift sudah sampai di lantai ku, “Zzzz, lift bobrok ra kanggo !” Teriakku. Aku pun bergegas turun dan menghampiri basement Area Proyek tersebut #Tap - Tap“Petangnyaa, tetapi sudah tidak ada telepati minta tolong lagi” gumam ku sambil mengecek ruangan tersebut “Humm, aneh sekali … pada saat aku masih di apartemen begitu terang …” aku pun mencoba mengecek di beberapa tempat di area proyek tersebut, 30 menit sudah aku berkeliling – keliling “Seperti mencari keberadaan yang tidak eksis, mana ngga ad apa  apa lagi #T_T, petang lagi, terusin pagi – pagi saja ah” gumam ku sambil meninggalkan Area Proyek tersebut. “Ngiiing—“ suara pintu apartemen terbuka …, terlihat nenek baru bangun dari tidurnya “Ada apa nur tengah malam begini keluar – keluar, Hoo jangan – jangan kamu jadi pria malam ya” kata nenek sambil tersenyum kering.. “Nek, tadi ngga liat cahaya di sekitar sini ?, terus ngga ndengerin suara kaya telepati gitu?” kata ku penasaran .. “Kamu itu ngomong apa ?. kebanyakan minum ya?” kata nenek sambil memegang jidat ku “Neneeeeek…., aku ngga bercanda dan aku ngga minum …” kata ku “Katakan nek, lihat apa ngga?” “Humm, mungkin hanya imajinasi mu saja…, nenek tidak merasakan hal yang aneh kok..” kata nenek jalan pelan menuju ke kamarnya kembali.. “mungkin …” kata nenek berhenti sebentar berjalan dan kemudian masuk ke kamarnya. Setelah sampai dikamar “Sepertinya memang ada yang tidak beres di sekitar sini…” “aku juga masih merasakan , kayanya nenek tahu sesuatu tentang kejadian ini ..” kataku tidak puas sambil melepaskan jaket ku.
                Pagi pun tiba, aku bergegas bangun dan mandi, langsung ke sekolah berharap Sani sudah datang di sekolah, “Harus cepat aku katakan nih kejadian tadi malam kepadanya, mungkin dia tahu sesuatu tentang kejadian ini”
                Setelah sampai di kelas
                “Poltergeist” sepatah kata yang di ucapkan Sani ketika aku selesai menceritakan kejadian tadi malam,    “Plotergeis? Apaan tuh?”       “Poltergeist tahu, kejadian seperti itu sudah lama tidak muncul di dunia kita, kejadian dimana ada suara – suara aneh, benda – benda bergerak sendiri dan biasanya di ikuti dengan cahaya yang terang”   “Humm”              “Yah, dulu pernah di negara Jerman pada tahun 335, orang-orang di Bingen-am dia diseret dari tempat tidurnya oleh tangan – tangan yang tak tampak, kemudian mereka menjadi sasaran serangan dengan lemparan batu di sertai dengan suara-suara yang ganjil”, kata Sani sambil mentakut – takuti, “Wew, bahaya juga” kata ku.               “Makanya ngga usah deket – deket tempat itu, kata ku sih biarin aja mungkin emang udah takdir ada kejadian itu” kata Sani.               “Oh ya, kemarin juga ada suara telepati perempuan minta tolong loh, apa itu juga bagian dari Poltergeist?” kata ku sambil penasaran. Setelah kukatakan itu mendadak raut wajah Sani berubah auranya menjadi menakutkan,         “Ah maaf, lebih baik aku kekamar kecil dulu” kata Sani. Ehh ….?” Kata ku kaget. Setelah 5 menit kemudian aku sedikit berfikir Tadi ….., Aura Sani berubah total. Apa kata – kata ku tadi ada yang salah?, kataku menggumam.
                Setelah pulang sekolah. “Pokonya hari ini juga aku harus ngungkapin misteri ini !, yoooy!!” kata ku semangat sambil mengangkat tangan kanan ku .“Dulu kalo ngga salah nenek bagian resepsionis punya cucu yang suka berkemah”, pikir ku. “Neeek ….” Kata ku memanggil nenek dari ruangan nya .., tetapi tidak ada jawaban. “Nenek.. #Tok tok tok” “Humm, masi ngga ad jawaban” “Cklek ---“ suara aku memutar ganggang pintu “eh, pintunya ngga terkunci” kaget ku .. dalam hati .. “Nek .. Permisi yaa …” kataku sambil memasuki ruangan nenek. “Huwaa …, lebar juga #Jiiiiiit” ak melototi seluruh ruangan .. “ wah ada Pedang , panjang juga .., hum.. ada Cermin juga .. bulat juga ngga ad gagangnya, wah – wah si nenek masi ngerasa muda apa yah #T_T” kata ku dalam hati sambil melihat – lihat seisi ruangan … “Jleeb—“ “aduuuh, kaki ku … ! kaki ku …” teriakku kesakitan . “ hweeeh aku nginjek manik – manik, sialan ..” kataku sambil menendang manik itu .. “Tang ---!” suara manik itu mengenai tembok “ Lho …” kata ku kaget .. “Humm ,Temboknya dari besi ya?”  “yah buat jaga – jaga kalau lift nya rusak lagi” kata ku. Setelah 30 menit aku mendirikan tenda di halaman apartemen  akhirnya selesai juga, “Oke saatnya tiduur”

0 Response to "Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 04"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme