Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 09
PENGORBANAN DUA CAHAYA
Created By Inocencc3 / Wakaranai^^
“Apakah perempuan itu sangat berharga bagi mu?, Kata Hikari ID 10401 mencoba
bertanya”, kata
mereka yang paling depan.
Kata – kata itu
membuat ku ingin memukulnya “Hyaaa!!”, sesaat
sebelum pukulanku mendarat di mukanya, perempuan itu membuka google nya “DEG ...”
jantung ku serasa berhenti sejenak melihat wajah perempuan itu, terlihat wajah
Hikari Kamishiro di belakang google militer itu. “Apa yang-----?” belum selesai
aku keheranan aku d kagetkan dengan 3 perempuan lainnya yang membuka google
ternyata semua berwajah Hikari Kamishiro, serasa jantungku benar – benar
berhenti. “Siapa kalian? Meniru wajah Hikari .. hah?!”, kata ku.
“Kami adalah Hikari Kamishiro, kata kami Hikari
berusaha menjelaskan”, katanya ,
“Tidak ... tidak!, Hikari Cuma satu, yang kalian bunuh!”,
“Kami bunuh?, yang baru kami eleminaskan terkonfirm
adalah Hikari ID 10322 yang berada di karung yang di bawa Hikari ID 10415,
Hikari asli terkonfirm masih memiliki tanda kehidupan kata Hikari ID 10401
berusaha mengkonfirmasi keberadaan Hikari asli”, katanya. “Apa?!”, kata ku kaget.”Hikari
ID 10401 sudahi percakapan mu, saatnya kita pulang.., kata Hikari ID 104223
memerintah Hikari”, Hikari yang lainnya mengeluarkan kepingan
bertuliskan Yunani Kuno dan mereka berteleport. “Maaf kalau kami menggaggu kehidupan
anda, tuan Nur Mahadika, kata Hikari ID 104225 bersimpati” “Zuuiiing----“,
aku pun tidak dapat berkata apa – apa, rasa sakit kehilangan orang yang
berharga, rasa lega karena Hikari masih hidup, rasa sedih, bingung, marah
tercampur menjadi satu di hati ku. “Mata ku begitu gelap, apa yang ?... Hikari” “Gabruk--” suara
tubuhku jatuh di lantai.
“Hikari ..........Hikari.......................”
Begitu sadar aku berada di kamarku, “Nur, sudah siuman” kata nenekresepsionis, Aku tak
bisa menjawab apa – apa, perempuan yang baru aku lindungi telah tiada. “Maaf nek, tolong
tinggalkan aku sendiri”, mohon ku kepada nenek . “ya, baiklah nak kalau itu maumu”,
kata Nenek, Nenek pun keluar dari kamarku. “Ahh, waktu berlalu begitu cepat, orang mati begitu mudahnya,
ahh mungkin ini memang sudah takdir Alloh”, gumamku.
“Hikari Cuma ada satu yaitu yang kalian bunuh!”
“Kami bunuh?, yang baru kami eleminaskan
terkonfirm adalah Hikari ID 10322 yang berada di karung yang di bawa Hikari ID
10415, Hikari asli terkonfirm masih memiliki tanda kehidupan kata Hikari ID
10401 berusaha mengkonfirmasi keberadaan Hikari asli”
“Maaf kalau kami menggaggu kehidupan anda, tuan
Nur Mahadika, kata
Hikari ID 104225 bersimpati”.
Ingatan itu terlintas sejenak di benakku, aku pun sedikin merubah gaya
tidur ku, sedikit terlungkup kekanan. “Aduh!, apa ini
di saku ku” kata ku sambil meraba saku ku “Ini?! Kalung Hikari yang aku pungut
kemarin...”, kata ku sambil segera bangun dari posisi berbaring ku. “Klik”,
entah aku mengeklik tombol apa di kalung Hikari, “ini....” “Memory
of Hikari Kamishiro ID 10322...., Initializing, Reload Memory of Hikari’s
Sister, Memorying Control Standby...”, Suara dari kalung Hikari. “Ini ...
memory tentang Hikari”, kata ku sambil tak sengaja air mataku menetes di
kalung nya. Aku menangis, tak tahu kenapa aku tak bisa membendung air mata ini.
Terlihat proyektil dari dalam kalung Hikari yang memperlihatkan Memori Hikari
selama ini, “Ngg, Area Proyek? Mau kemana Hikari malam malam begitu...”
tanya ku sambil melihat memory hikari.
“Ah, begitu rupanya ... disitu tempat biang kerok yang
membuat Hikari menderita”, “Sialan!, malam ini
aku akan datang ke sana!”, teriak ku.
Malam pun datang,
suasana di Area Proyek begitu sunyi, untuk jaga – jaga aku membawa Night Vision
yang ku pinjam dari nenek resepsionis. “Ziiing----“ Bunyi Night Vision di aktifkan. “Agstafirullah”,
terlihat kepingan raksasa bercorak Huruf Yunani kuno, “Hmm, aku lihat di memo Hikari aku harus
memperlihatkan kalung ini sebagai tanda pengenal yang valid ke keping besar
itu”, kata ku sambil menunjukkan kalung itu ke Kepingan Besar itu. “Siiing ----, Eh kok ngga
terjadi apa – apa?”, “Humm, coba aku lihat
kembali memorinya”, beberapa saat aku melihatnya ,”Apa itu, ada yang di ucapkan Hikari ketika menunjukan klaung
ini”, kata ku. “Bahasa Yunani, Magic Tilemetafora, Porta Na Eiste Anoixioi!
(Sihir Teleportasi, Pintu Terbukalah!)”, “Huh
untung aku bisa menghafal dalam sekejap”, kata ku “Yak, sekali lagi
kita coba,”kata ku sambil menghadapkan kalung itu ke alat teleportasi.
“Magic
Tilemetafora !, Porta Na Eiste Anoixioi!”.
0 Response to "Light Novel - Pengorbanan Dua Cahaya - Chapter 09"
Posting Komentar